Scoot Kalitta adalah salah satu pembalap
paling sukses dalam sejarah drag Amerika. Saat sesi kualifikasi di Oldbridge
Township Racepark Park di New Jersey, menjelang akhir lintasan, mesin Scoot
meledak dan berubah menjadi kobaran api. Parasut gagal membuka dan mobil
berbelok melalui jebakan pasir (sand trap)
sebelum menghantam dinding beton dengan kecepatan 480 km per jam.
Setelah kematian
scoot Kalitta, NHRA, selaku penyelenggara drag Amerika ini, untuk menigkatkan keamanan
pembalap, memperpendek 300 meter semua lintasan balap dan memperpanjang jebakan
pasir di ujung trek serta menambah kedalamannya
2. Bruce Mclaren, Formula 1
Meskipun ia tidak pernah memenangkan
kejuaraan Formula 1, pembalap Selandia Baru ini memiliki karir balap yang
menakjubkan. Dalam 100 karir balapnya, Mclaren menang empat kali dan naik
podium 27 kali. Ia menduduki urutan kedua dalam klasmen akhir pada tahun 1960. Ia juga mendirikan Bruce
Mclaren Racing Ltd. Pada tahun 1963, yang saat ini dikenal sebagai tim Mclaren.
Mclaren meninggal
pada tahun 1970 pada kecelakaan di sirkuit Goodwood, Inggris. Saat itu, ia
tidak sedang membalap, melainkan hanya menguji bodi baru mobil balapnya. Tim
Mclaren F1 saat ini mungkin tidak akan sesukses saat ini, tanpa jasa-jasa dari
pendirinya.
Ronald Ratzenberger, pembalap Australia, meninggal saat menjalani
kualifikasi di Imola tahun 1994. Ratzenberger sebernarnya merupakan pembalap
pendatang baru. Saat melaju dengan kecepatan tinggi, tekanan yang kecang
merobek sayap depan dari mobil. Sayap yang meluncur di bawah mobil membuat
Ratzenberger hilang kendali di tikungan dan menabrak dinding pembatas dengan
kecepatan 310 km pre jam.
Tragisnya,
pada hari berikutnya, saat sesi balapan, giliran Ayrton Senna meninggal. Dua
kejadian ini menjadikan GP San Marino 1994 merupakan balapan paling kelam dalam
sejarah Formula 1.
Weatherly adalah salah satu pembalap
NASCAR yang sukse. Ia memenangkan 25 balapan dan kejuaraan berturut-turut
selama dua belas tahun karirinya.
Weatherly, saat
mempertahankan juara seri, tewas pada tahun 1964 di Riverside International
Raceway, lomba kelima pada musim itu. Kecelakaan terjadi saat mobilnya menabrak
dinding pembatas. Saat itu, kepalanya keluar dari jendela samping dan hancur
terbentur dinding. Ia pun meninggal seketika.
Untuk mencegah
kejadian serupa, dikembangkanlah jarring-jaring jendela. Yang sekarang umum
digunakan di seri balap mobil stok di seluruh dunia. Sebagai penghormatan, di
Riverside Speedway terukir batu nisannya.
5. Eddie Sachs dan Dave MacDonald, Indianapolis
Racing
Eddie Sachs telah memenangkan banyak
balapan di berbagai ajang balap mobil amerika, dan beberapa kali membalap di
sirkuit Indianapolis 500.
Sachs tewas setelah bertabrakan dengan Dave MacDonald pada putaran kedua
di sirkuit Indianapolis 500 pada tahun 1964. Saat itu, mobil yang dikendarai
MacDonald hilang kendali, menabrak dinding pembatas, dan terbakar. Sachs yang berada di belakangya
berusaha menghindari mobil MacDonald yang meluncur tak terkendali. Tapi
usahanya sia-sia, kedua mobil pun bertabrakan keras dan menimbulkan ledakan.
Sachs meninggal saat itu juga, sedangkan MacDonald meninggal saat di rumah
sakit. Kecelakaan itu mengakhiri penggunaan bensin di Indianapolis, dan beralih
ke methanol sejak tahun 1965.
Mark Donohue
mungkin pembalap yang dikenal pada kejuaraan Can-Am tahun 1973. Saat itu, ia
memenangkan seri balapan, kecuali satu balapan, dimana ia harus mengakhiri
karirnya selama-lamanya.
Donoue meninggal karena pendarahan setelah kecelakaan di Austria. Saat
itu, sedang menguji mobilnya. Kerusakan pada ban membuat mobilnya meluncur ke
pagar pembatas, dan kepalanya pun menghantam pos.
7. Gilles Villenueve, Formula 1
Gilles
Villenueve adalah kebanggaan olahraga balap di kanada. Ia memenangkan dua
kejuaraan sekaligus pada tahun 1976 di Formula Atlantik Amerika Serikat dan
Kanada. Selama karir singkatnya di Formula 1, ia memenangkan enam balapan dan
menduduki urutan kedua di klasmen akhir.
Pada tahun
1982, Villenueve menjalani kualifikasi di Gran Prix Belgia. Saat itu, laju
mobilnya terhambat oleh sebuah mobil yang lebih lambat. Mobilnya pun meluncur
ke udara dengan kecepatan 190-225 km per jam. Mobil terbanting ke trek dan
berguling, sementara Villenueve terlontar ke udara dan menghantam pagar
pembatas.
8. Dale Earnhardt, NASCAR
Dale Earnhardt adalah salah satu pembalap
mobil NASCAR paling sukses dalam sejarah. Ia memenangkan 76 balapan dan 7
kejuaraan selama era paling kompetitif dan sulit.
Pada tahun
2001, tahun dimana ia seharusnya pensiun, Dale Earnhardt harus benar-benar
mengakhiri karirnya selama-lamanya. Pada
putaran akhir seri balap Daytona 500, Earnhardt di posisi ketiga. Saat berbelok
di tikungan ketiga, mobil Earnhardt dipepet bemper belakangnya sehingga oleng
dan menghantam dinding dengan kecepatan 250 km/jam. Kenny Schrader yang berada
di belakangnya tidak dapat menghindari mobil Earnhardt, kemudian menghantam dan
menyeretnya beberapa meter.
Earnhardt dinyatakan meninggal hari
itu akibat menghantam dinding. Setelah kecelakaan itu, banyak regulasi baru
yang ditetapkan untuk meningkatkan keselamatan pembalapnya.
9. Ayrton Senna, Formula 1
Menurut jejak pendapat tahun 2009,
dari 271 pembalap, ternyata Ayrton Sennalah yang ditunjuk sebagai pembalap
terbesar sepanjang sejarah. Senna adalah juara dunia tiga kali dan memenangi
Gran Prix Monaco enam kali.
Kematian Senna
terjadi pada tahun 1994 di Sirkuit Imola, San Marino, sehari setelah kematian
Roland Ratzenberger. Kejadian ini berawal di lap ke-5 ketika Ayrton Senna
memimpin di atas mobil Williams-Renault. Mobil Senna tampak kurang baik saat
mengawali start di posisi pertama. Saat itu, mobil Senna keluar trek saat
memasuki tikungan, kemudian menghantam dinding pembatas dengan kecepatan 220
km/jam.
Dua jam
usai lomba berakhir (yang dimenangkan oleh Michael Schumacher), dokter
mengumumkan Ayrton Senna sudah tiada. Daignosa dokter menyimpulkan Senna
menglami pendarahan hebat di kepala akiibat benturan.
10. Pierre Levegh dan 83 penonton, Le Mans
Pierre
Levegh, seorang pembalap Mercedes Benz, membayangi pemimpin lomba setelah dua
jam melaju pada 24 Hours of Le Mans Race tahun 1955 di Le Mans, Prancis. Sebuah
mobil yang lambat menghalangi jalan. Mobil yang memimpin lomba mampu
menghindarinya, namun tidak demikian dengan Levegh. Dia bertabrakan dengan
mobil itu dan membuat tabrakan beruntun di belakangnya.
Levegh
terpental ke udara dengan kecepatan 240 km/jam dan menghantam gundukan tanah di
sebelah kiri penonton. Bagian-bagian mobil, termasuk garden dan kap, terbang ke
kerumunan penonton. Tangki bahan bakar pecah dan meledak mengenai banyak
penonton. Pada hari itu, 83 penonton tewas dan 120 lainnya luka-luka.
Akibat
kecelakaan hebat ini, pemerintah Jerman, Swiss, Prancis, Spanyol, dan Negara-negara
lain langsung melarang ajang balap mobil, sampai lintasan balap mempunyai
standar keaman yang lebih tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar